
Startup Unicorn Indonesia, Bedanya dengan Decacorn dan Hectocorn
Perusahaan rintisan/startup saat ini sangat berkembang di Indonesia. Beberapa perusahaan bahkan telah mendapat gelar startup unicorn berkat kesuksesannya dalam menjalankan bisnisnya.
Selain unicorn, ada juga istilah startup decacorn dan hectocorn. Lantas, apa itu perusahaan unicorn serta perbedaannya dengan decacorn dan hectocorn? Mari simak penjelasannya dibawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Startup Unicorn?
Sebelum membahas mengenai perusahaan berjuluk unicorn, apakah Anda sudah paham apa itu perusahaan startup? Istilah startup sendiri digunakan untuk sebuah perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi atau masih dalam tahap pengembangan untuk mencari pasar yang tepat.
Perusahaan startup cenderung menggunakan internet untuk memasarkan produk dan layanannya. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan startup terbanyak di dunia. Ribuan startup berkembang di tanah air dari berbagai lini industri, seperti e-commerce, fintech, game, dan lain-lain.
Berdasarkan nilai valuasi-nya, perusahaan startup dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu Startup unicorn, Startup decacorn, dan Startup hectocorn. Nilai valuasi adalah nilai ekonomi dari suatu perusahaan, terkait seberapa besar potensi yang dimiliki oleh bisnis tersebut.
*Baca Juga: Mengenal Macam-Macam Startup Investment Indonesia
Startup unicorn merupakan tingkatan valuasi paling rendah dibanding decacorn dan hectocorn. Meski demikian, tidak sembarang startup bisa mendapat gelar unicorn ini.
Startup unicorn adalah perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar US Dolar, setara Rp 15 triliun. Istilah Unicorn berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Uni” yang berarti satu (1). Julukan ini pertama kali muncul oleh seorang pemodal ventura yang bernama Aileen Lee pada 2013 silam.
Perkembangan startup di dunia memang sangat pesat, hingga tahun 2022 saja sudah ada lebih dari 1.000 startup yang masuk dalam kategori unicorn. Di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan startup yang mendapat julukan unicorn, seperti OVO, Bukalapak, dan Traveloka.
Perbedaan Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Perbedaan antara unicorn, decacorn, dan hectocorn bisa dilihat dari nilai valuasi mereka. Valuasi unicorn adalah 1 miliar US Dolar. Sedangkan nilai valuasi decacorn dan hectocorn sebagai berikut.
1. Decacorn
Istilah decacorn sebenarnya diambil dari kata “Deka” yang artinya sepuluh (10) dalam Bahasa Yunani. Dengan kata lain, perusahaan decacorn memiliki nilai valuasi 10 kali lipat dari unicorn. Nilai valuasi dari perusahaan decacorn ini mencapai 10 miliar US Dolar atau setara 150 triliun.
Adapun beberapa perusahaan Asia yang berhasil naik dari level dari Startup unicorn menuju Startup decacorn, antara lain GoTo, Shopee, Uber, Dropbox, Xiaomi dan Airbnb.
2. Hectocorn
Hectocorn berasal dari gabungan kata “Hecto” yang artinya seratus (100). Perusahaan yang menyandang gelar hectocorn memiliki nilai valuasi 100 miliar US Dolar atau setara 1.500 triliun.
Sebenarnya ada banyak perusahaan yang memiliki nilai valuasi melebihi 100 miliar US Dolar, tetapi tidak bisa menggunakan gelar hectocorn. Julukan ini hanya berlaku untuk perusahaan rintisan.
Untuk mencapai Startup hectocorn bukanlah hal yang mudah, tapi bisa dilakukan. Lantas, apakah ada perusahaan startup di dunia yang sudah masuk ke dalam kategori hectocorn?
Bytedance adalah perusahaan startup yang berhasil masuk kategori Hectocorn . Diketahui, bahwa Bytedance merupakan perusahaan internet asal China yang didirikan pada 2012 silam oleh Zhang Yiming. Jika Anda masih asing dengan nama ini, Bytedance adalah induk usaha dari TikTok.
Ciri-Ciri Perusahaan Startup Unicorn
Untuk level unicorn, sudah banyak startup Indonesia yang telah mencapainya. Anda bisa memahaminya dari ciri-cirinya. Nah, berikut ini beberapa karakteristik dari sebuah perusahaan unicorn.
1. Mengembangkan teknologi
Ciri khas dari perusahaan unicorn adalah perusahaan yang terus mengembangkan teknologi guna mempermudah pelanggan mengakses layanan hanya dalam satu aplikasi. Teknologi mereka terus dikembangkan karena ini menjadi salah satu motor utama penggerak bisnis.
2. Melakukan inovasi
Kebanyakan startup unicorn berhasil menggaet pasar, karena ada inovasi yang mereka lakukan. Mulai dari layanan biasa yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Contoh mudahnya adalah Gojek yang merupakan perusahaan pemesanan transportasi online.
Ojek adalah layanan transportasi yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Melalui inovasi yang dilakukan oleh Gojek, kini masyarakat tidak harus ke pangkalan ojek untuk menggunakan layanan tersebut, tapi cukup melalui aplikasi Gojek.
3. Fokus pada pelayanan konsumen
Karakteristik perusahaan unicorn yaitu perusahaan yang fokus memberikan layanan pada konsumen atau Business to Consumer (B2C). Model bisnis ini membuat perusahaan terus mengupayakan keterjangkauan layanan secara luas.
4. Kepemilikan pribadi
Pada umumnya perusahaan unicorn dimiliki oleh perseorangan atau pribadi. Hal tersebut membuat proses pengambilan keputusan bisa lebih cepat sehingga bisnis dapat lebih responsif.
Tips Membangun Perusahaan Startup
Merintis bisnis atau perusahaan hingga menjadi startup unicorn tentu prosesnya tidak mudah. Tidak sedikit startup yang gagal di tengah jalan dan terpaksa gulung tikar. Oleh sebab itu, bagi Anda yang ingin membangun bisnis atau startup, simak beberapa tips berikut.
1. Manfaatkan digital marketing
Model bisnis startup memang identik dengan internet atau teknologi. Maka dari itu, Anda yang membangun startup harus bisa memanfaatkan digital marketing dengan maksimal.
2. Bangun tim yang solid
Startup membutuhkan tim yang kompeten dan solid untuk membangun jaringan bisnis. Perusahaan startup perlu merekrut orang yang memiliki energi kuat untuk mencapai visi misi perusahaan.
3. Terus berinovasi
Jangan pernah berhenti berinovasi, jika Anda tidak ingin mengalami kegagalan di tengah jalan. Inovasi sangat penting agar bisnis dapat bertahan di tengah persaingan startup yang semakin ketat.
4. Buat roadmap bisnis
Memiliki roadmap bisnis sangat penting untuk mengetahui proses yang sudah berjalan dalam mencapai target perusahaan. Anda bisa mereset roadmap untuk mengembangkan strategi bisnis.
5. Cari investor yang potensial
Sebagian besar biaya operasional perusahaan startup merupakan dana dari investor. Suntikan dana dari investor dapat membiayai segala inovasi yang dilakukan startup.
Perusahaan modal ventura, biasanya menjadi mitra bagi para bisnis startup untuk mendapatkan pendanaan. Salah satunya Indogen Capital, perusahaan venture capital yang berinvestasi pada perusahaan rintisan tahap awal (post-seed stage up to series A) untuk wilayah Asia Tenggara.
Investasi menjadi instrumen strategis yang dapat melindungi dunia usaha khususnya startup. Oleh sebab itu, Indogen Capital akan menarik aliran investasi dari Jepang ke Indonesia yang membutuhkan aliran investasi yang besar terutama untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Melalui kerja sama dengan Striders Global Investment Pte Ltd, anak perusahaan Striders Corporation. Perusahaan memiliki jaringan yang kuat untuk investasi ke Jepang dan Asia Timur, sehingga ini menjadi potensi besar untuk mendapatkan aliran investasi dari negeri sakura ke Indonesia.
Jadi, itulah beberapa ulasan mengenai startup unicorn dan bedanya dengan startup decacorn dan hectocorn. Para pengamat bisnis memprediksi, bahwa bisnis startup di Indonesia akan masuk pada level unicorn dalam beberapa tahun mendatang.