Mencari pendanaan adalah langkah penting bagi banyak pelaku bisnis, terutama saat ingin mengembangkan usaha ke level berikutnya. Pendanaan yang tepat bisa menjadi bahan bakar utama untuk mempercepat pertumbuhan bisnis Anda. Tapi, sayangnya, tidak sedikit yang justru tersandung di tahap ini karena melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Alih-alih mendapatkan suntikan modal, justru kesempatan besar bisa hilang begitu saja karena kurangnya strategi yang tepat.
Nah, supaya Anda tidak jatuh ke lubang yang sama, yuk kenali beberapa kesalahan umum saat mencari pendanaan dan bagaimana cara menghindarinya!
Kesalahan Umum Saat Mencari Pendanaan
Kesalahan umum saat mencari pendanaan biasanya bukan karena kurangnya niat atau kerja keras, tapi karena kurangnya persiapan yang strategis. Sebelum terlalu jauh,simak berbagai kesalahan mendasar yang sering terjadi saat startup berupaya menggaet investor berikut!
1. Pitching Tanpa Validasi Pasar yang Kuat
Banyak founder datang ke investor dengan ide cemerlang, tapi tanpa bukti nyata. Disisi lain, investor ingin tahu apakah produk Anda benar-benar dibutuhkan oleh pasar. Tanpa data validasi atau traction awal, pitching hanya akan terdengar seperti angan-angan.
Nah, kesalahannya disini adalah mengira bahwa ide saja sudah cukup. Padahal, investor membutuhkan keyakinan bahwa produk Anda punya potensi dan sudah terbukti disukai pengguna awal.
2. Salah Memilih Jenis Investor
Tidak semua investor cocok untuk semua tahap bisnis. Ada yang fokus di early-stage, ada juga yang baru tertarik ketika bisnis sudah tumbuh pesat. Jika Anda pitching ke investor yang tidak relevan, peluang ditolak semakin besar meskipun idenya bagus.
Itulah kenapa penting untuk mengenali profil dan preferensi investor sejak awal. Jangan buang energi pitching ke pihak yang tidak sesuai dengan kebutuhan startup Anda.
3. Terlalu Fokus pada Valuasi Tinggi
Valuasi besar memang terlihat menarik, tapi bisa menjadi beban di masa depan. Jika valuasi tidak sebanding dengan pencapaian, investor berikutnya bisa mundur. Bahkan, tekanan internal tim pun bisa meningkat karena ekspektasi yang tak realistis.
Lebih sehat jika Anda fokus pada pertumbuhan organik dan milestone yang jelas. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa Anda membangun bisnis dengan fondasi yang kuat, bukan sekadar mengejar angka.
4. Tidak Paham Struktur dan Konsekuensi Term Sheet
Banyak founder terlalu fokus pada besarnya pendanaan yang ditawarkan, tapi justru mengabaikan isi term sheet yang mereka tanda tangani. Padahal, dokumen ini berisi berbagai klausul penting seperti hak suara, kepemilikan saham, hingga kontrol atas arah bisnis ke depannya.
Kesalahan yang sering terjadi adalah menandatangani term sheet tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli hukum. Akibatnya, bukan tidak mungkin founder terjebak dalam kesepakatan yang merugikan di kemudian hari.
5. Pitch Deck yang Terlalu Umum dan Tidak Personal
Pitch deck yang terlalu datar dan generik sulit menciptakan kesan kuat. Hindari sekadar copy-paste template yang ada. Ceritakan perjalanan unik, kenapa membangun startup ini, dan apa yang membuat tim Anda berbeda. Investor ingin merasakan semangat dan percaya bahwa tim Anda adalah yang tepat untuk menjalankan visi tersebut. Data penting, tapi storytelling yang kuat lebih berkesan.
6. Tidak Bisa Menjawab Pertanyaan Kritis dengan Jelas
Investor ingin tahu seberapa dalam Anda memahami bisnis yang sedang dijalankan. Wawasan Anda akan diuji, mulai dari cara monetisasi, model bisnis, hingga potensi risiko yang mungkin dihadapi. Di sinilah pentingnya kesiapan Anda dalam menyampaikan data yang konkret dan argumen yang masuk akal.
Jika jawaban Anda terkesan mengambang atau justru terlalu teknis tanpa konteks, kepercayaan bisa langsung menurun. Sebaliknya, jawaban yang tajam, terstruktur, dan mudah dipahami akan memperkuat kesan bahwa Anda benar-benar menguasai bisnis tersebut.
7. Menganggap Investor Hanya Sebagai Sumber Dana
Investor bukan hanya tempat meminta uang, melainkan bisa menjadi mitra strategis yang membantu membuka akses pasar, memberi insight, hingga membantu Anda membuat keputusan besar. Jika hanya melihat investor sebagai sumber dana, Anda bisa kehilangan banyak potensi kolaborasi. Jadi, tunjukkan bahwa Anda juga menghargai nilai tambah yang investor bawa.
8. Tidak Menyiapkan Strategi Exit yang Jelas
Investor ingin tahu bagaimana bisa mendapat return. Jika Anda tidak bisa menjelaskan rencana exit seperti IPO, akuisisi, atau buyback, investor akan ragu. Strategi exit yang jelas menunjukkan bahwa bisnis Anda memiliki arah dan potensi tumbuh.
Nah, itu dia deretan kesalahan umum saat mencari yang sering terjadi. Mungkin kelihatannya sepele, tapi dampaknya bisa besar dan membuat peluang bagus lepas begitu saja. Intinya, mencari pendanaan itu bukan sekadar soal angka, tapi soal kesiapan, strategi, dan kemampuan menunjukkan bahwa bisnis Anda layak untuk didukung.
Jadi, sebelum melangkah lebih jauh, pastikan Anda sudah menghindari berbagai kesalahan di atas. Dan jika Anda sedang mencari mitra pendanaan yang bukan hanya memberi modal, tapi juga dukungan strategis, jaringan luas, serta pengalaman membangun startup dari awal, Indogen Capital bisa jadi partner yang tepat. Dengan fokus pada early-stage hingga growth-stage startup di Asia Tenggara, kami siap membantu membawa bisnis Anda ke level berikutnya.
Ingin tahu bagaimana kami bisa ikut mengakselerasi pertumbuhan bisnis Anda? Yuk, kunjungi website resmi Indogen Capital!