Punya Infrastruktur Industri 4.0 Terlengkap, Jababeka Siap Jadi Pionir Silicon Valley di Indonesia

Jakarta: Memasuki era kenormalan baru, setiap bidang usaha dan sektor industri mulai beradaptasi dalam menjalankan operasional dan interaksi sosialnya. Diprediksi dalam lima tahun ke depan, semua sektor industri akan melibatkan teknologi digital dalam proses bisnisnya.
Revolusi industri 4.0 secara tidak langsung akan sangat dibutuhkan masyarakat saat ini. Revolusi Industri 4.0 memungkinkan produktivitas dan efisiensi sumber daya yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan yang tepat untuk produksi yang sifatnya berkelanjutan dan efisien.
Kebutuhan akan pentingnya penerapan industri 4.0 juga dirasakan oleh Kawasan Industri Jababeka (Jababeka). Di saat kawasan lain masih mengikuti tren untuk mengembangkan dan membangun, bahkan ada yang baru bisa bermimpi untuk mengadopsi konsep Silicon Valley di Indonesia, pada Maret 2021 Jababeka secara resmi membuka fasilitas Fabrication Laboratory (Fablab).
Direktur Utama PT Jababeka Infrastruktur Tjahjadi Rahardja, selaku pengelola Kawasan Industri Jababeka, menuturkan hadirnya Fablab merupakan sebuah langkah awal dalam implementasi pengembangan Jababeka Silicon Valley.
“Fablab merupakan bukti keseriusan Jababeka dalam membangun ekosistem industri 4.0. Harapannya, Kawasan Industri Jababeka bisa memenuhi kebutuhan seluruh tenant di Kawasan Industri Jababeka dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan rintisan (startup),” kata Tjahjadi Rahardja, dikutip siaran pers, Kamis, 12 Agustus 2021.
Hingga saat ini, Jababeka terus berkomitmen untuk mendorong dan memfasilitasi industri yang berbisnis di Kawasan Industri Jababeka untuk bisa ‘naik kelas,’ yaitu dengan mengadopsi dan menerapkan prinsip-prinsip industri 4.0. Diyakini, akan meningkatkan daya saing industri tersebut, baik pada skala regional maupun global.
“Pembangunan Fablab adalah salah satu komitmen kami dalam memfasilitasi pelaku industri untuk bisa bergabung dalam ekosistem quadruple helix, yang terdiri dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat. Dimana media yang kami sediakan tidak hanya teknologi, tapi juga mindset dan skill set yang dibutuhkan, yang sejalan dengan jargon Fablab Jababeka, yakni Create–Innovate–Collaborate,” ucapnya.
Sebagai bukti keseriusan dan komitmen Jababeka untuk dapat berkontribusi kepada masyarakat Indonesia dengan dapat memenuhi kebutuhan berbagai perusahaan startup dan membangun ekosistem industri 4.0 yang terbaik, Kawasan Industri Jababeka turut mengambil langkah strategis dengan melakukan kolaborasi dengan Indogen Capital, perusahaan venture capital (VC) terkemuka Indonesia yang bergerak di bidang manajemen aset dan investasi terhadap perusahaan rintisan (startup) tahap awal (post-seed stage up to series A) di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara.
Memiliki nilai strategis dengan memiliki network lebih dari 150 kota di Indonesia dan menjadi spesialis VC Partner di wilayah Asia Tenggara tidak hanya dapat mendukung pertumbuhan startup tetapi juga korporasi untuk dapat memenangkan pasar Indonesia.
“Dengan hadirnya Fablab dan partnership dengan Indogen, langkah Jababeka kian ringan dalam menerapkan industri 4.0 secara menyeluruh, dan siap menjadi pionir Silicon Valley di Indonesia dengan meluncurkan Jababeka Silicon Valley, didukung dengan fasilitas dan infrastruktur industri 4.0 yang lengkap,” kata Tjahjadi.
Jababeka memiliki jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan infrastruktur dasar industri 4.0 yang tersebar di hampir semua kawasan Jababeka seluas 5.600 hektare. Juga tersedianya end to end IOT (internet of things) solution, mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan proses produksi.
Selain itu, Kawasan Industri Jababeka memiliki J-Smart, aplikasi bagi para tenant dan masyarakat setempat untuk mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung di antara tenant, pengelola dan pihak terkait lainnya.
“Kami juga punya empat akses pintu tol, pelabuhan darat Cikarang Dry Port, pembangkit listrik mandiri, Waste Water Treatment Plant & Water Treatment Plant, sistem keamanan 24 jam, hingga Heli Commuter,” kata Tjahjadi.
Optimisme yang sama juga dituturkan oleh Managing Partner Indogen Capital Chandra Firmanto. Chandra berharap kolaborasi dengan Jababeka dapat berjalan efektif dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, dengan memfasilitasi perusahaan startup, agar dapat mengeksplorasi kreativitas serta mendapatkan keuntungan dari segi reputasi.
Chandra menuturkan, selain memberikan suntikan modal, Indogen juga memberikan non-capital value added untuk membantu para pelaku industri startup di dalam ataupun di luar Asia Tenggara dalam mengembangkan langkahnya pada pasar Indonesia hingga Asia Tenggara.
Rekam jejak Indogen yang baik dalam membantu para pelaku industri startup, membuat Indogen dikenal sebagai penyedia one-stop service Venture Capital.
“Dengan kehadiran Ingogen sebagai partner, bersama dengan Fablab, Jababeka akan mendapatkan value-added services dan transformasi pengembangan digital yang lebih cepat yang dapat mendukung percepatan bisnis dan ke depannya akan menjadikan salah satu bukti kesiapan Jababeka dalam meluncurkan Jababeka Silicon Valley juga untuk menyambut transformasi industri 4.0 di Indonesia” kata Chandra.